Sahur adalah
salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan saat ingin
berpuasa di bulan Ramadhan. Tidak hanya dalam puasa wajib seperti ramadhan dan
nazar, di dalam puasa sunnahpun sangat ditekankan untuk dikerjakan.
Anjuran ini
bersifat Sunnah Muaqqadah, meskipun demikian terdapat beberapa perbedaan
mengenai waktu yang cocok untuk menyantap makanan sebelum fajar tiba. Namun
terlepas dari itu, terdapat beberapa dalil yang menyebutkan keutamaan
menjalankan ibadah sahur ini, seperti :
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“Dan
orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur.” [QS. Ali Imran : 17]
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan selalu
memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” [QS. Adz Dzariyat : 18]
تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةً
“Bersahurlah
kamu sekalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu terdapat barakah” [HR.
Bukhari & Muslim]
السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ
يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ
عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
Sahur adalah
makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun salah seorang dari
kalian hanya meneguk seteguk air, karena Allâh k dan para malaikat bersalawat
atas orang-orang yang bersahur. [HR. Ahmad]
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ
أَكْلَةُ السَّحَرِ
“Perbedaan
antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan
sahur.” [HR. Muslim]
Keutamaan Makan Sahur
Daqiqil Id
rahimahullah menyebutkan berkah dalam makan sahur menyeliputi kebaikan
permasalahan ukhrawiyah dan dunyawiyyah, berupa menjalankan sunnah Rasulullah
SAW yang diganjar pahala bagi yang mengerjakannya dan memberikan kekuatan fisik
saat akan menjalankan ibadah puasa.
Ibnu Nawawi
bahkan merinci kebaikan yang akan didapatkan bila makan sahur sebelum fajar,
penjelasan tersebut ditinjau dari berbagai sisi, seperti dalam
ungkapannya: “Adapun berkah dalam makanan sahur secara dhahir terlihat dari:
kuatnya tubuh saat berpuasa, termotivasi untuk rajin beribadah, termotivasi
untuk menambah amalan puasa, termotivasi untuk berdzikir dan berdoa waktu yang
mulia, termotivasi untuk ampunan dosa, termotivasi untuk sholat malam hingga
termotivasi untuk menyibukkan diri dengan ibadah lain (seperti membaca
al-Qur’an) hingga terbit fajar.” [Syarh Shahih Muslim]
Secara
rinci, keutamaan makan sahur telah kami ringkas dengan beberapa poin penting
berikut ini :
Sahur
merupakan pembeda dengan ahli kitab “Pembeda antara puasa kita dengan puasa
Ahli Kitab adalah makan sahur” [HR. Muslim]
Allah dan
malaikat bershalawat kepada orang yang makan sahur. “Sesungguhnya Allah dan
para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur”. [HR. Imam
Ahmad & Ibnu Hibban]
Sahur
membuka pintu shodaqoh bagi yang membutukan makanan, juga bisa menjadi sarana
untuk makan berjamaah (termasuk dalam kebiasaan nabi SAW)
Sahur
menjadi sebab doa & dzikir dikabulkan, termasuk digunakan untuk
memperbanyak sholat malam saat waktu sahur.
Sahur
memberi kekuatan saat menjalankan ibadah puasa
Sahur
menambah kekuatan untuk rajin beribadah
Sahur
menghindarkan perilaku buruk akibat rasa lapar
Sahur
termasuk dalam meneladani sunnah Nabi SAW
Kapankah Waktu Utama Malaksanakan
Sahur ?
Agama tidak
menerangkan dengan rinci kapan seharusnya seseorang bersahur, hanya saja dari
riwayat-riwayat yang ada dapat dipahami bahwa sebaiknya sahur dilaksanakan pada
akhir malam menjelang terbit fajar / Shubuh.
وكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ
اْلأَبْيَض مِنَ الْخَيْطِ اْلأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ
“…dan makan
minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.” (QS.
Al Baqoroh : 187)
Selain ayat
di atas, terdapat beberapa riwayat yang menerankan bahwa nabi melakukan sahur
sesaat sebelum waktu subuh, jika dihitung dalam frekuensi jam ada hadis yang
menerankan bahwa nabi membaca al-Quran sebelum subuh. Seperti hadis yang
menerankan waktu makan sahur Nabi SAW berikut :
كُنْتُ أَتَسَحَّرُ فِي أَهْلِي ثُمَّ تَكُونَ سُرْعَتِي
أنْ أدْرِكَ السُّجُودَ مَعَ رَسُولِ اللهِ
“Aku makan
sahur bersama keluargaku, kemudian aku segera bergegas menuju masjid agar aku
bisa bersujud (pada rakaat pertama shalat shubuh) bersama Rasulullah SAW“. [HR
Bukhâri]
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ – رضى الله عنه – أَنَّ نَبِىَّ
اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَزَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ – رضى الله عنه – تَسَحَّرَا
، فَلَمَّا فَرَغَا مِنْ سَحُورِهِمَا قَامَ نَبِىُّ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم
– إِلَى الصَّلاَةِ فَصَلَّى . قُلْنَا لأَنَسٍ كَمْ كَانَ بَيْنَ فَرَاغِهِمَا مِنْ
سَحُورِهِمَا وَدُخُولِهِمَا فِى الصَّلاَةِ قَالَ كَقَدْرِ مَا يَقْرَأُ الرَّجُلُ
خَمْسِينَ آيَةً
“Dari Anas
bin Malik RA bahwasanya Nabi SAW dan Zaid bin Tsabit RA pernah makan sahur.
Ketika keduanya selesai dari makan sahur, Nabi SAW berdiri untuk shalat, lalu
beliau mengerjakan shalat. Kami bertanya pada Anas tentang berapa lama antara
selesainya makan sahur mereka berdua dan waktu melaksanakan shalat Shubuh. Anas
menjawab, ‘Yaitu sekitar seseorang membaca 50 ayat (Al-Qur’an).’ [HR.
Bukhari & Muslim].
Ibnu Hajar
mengomentari hadis ini bahwa yang ditanyakan kepada Anas adalah jarak waktu
antara berakhirnya makan sahur dan dimulainya shalat Shubuh. [Fath Al-Bari].
Samahalnya dengan Imam Nawawi yang menyebutkan, hadis ini menunjukkan anjuran
mengakhirkan makan sahur hingga dekat dengan waktu Shubuh. [Syarh Shahih
Muslim] Berbeda dengan ungkapan Al-Qurthubi yang menjelaskan bahwa dalam
hadis ini menunjukkan sahur selesai sebelum terbit fajar Shubuh (azan Shubuh)
[Fath Al-Bari].
Faedah makan
sahur yang diakhirkan, sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abi Jamrah dalam
kitab Fath Al-bari: “Nabi SAW telah memandang suatu amalan yang sangat mudah
bagi umatnya untuk dilakukan. Jika Seandainya tidak melaksanakan sahur, maka
akan berat dalam menjalani puasa.
Begitu juga
dengan makan sahur yang dikerjakan di tengah malam (tidak di akhir waktu) tentu
juga akan memberatkan bagi seorang hamba. Bahkan orang yang menjalankan ibadah
sahur di tengah malam, akan susah mengalahkan rasa kantuk, membuat orang
begadang hingga lalai dalam menjalankan sholat subuh.
Kesimpulan :
Waktu makan sahur Nabi SAW ialah dekat dengan waktu sholat subuh, berarti
beliau selalu mengkahirkan. Sedangkan untuk waktu berakhirnya sahur adalah
mendekati azan azan sholat subuh.
Adapun orang
yang ketika adzan subuh berkumandang masih memegang gelas minuman atau belum
selesai sahur, maka hendaklah dia tunaikan hajatnya sampai selesai. Sabda Nabi
SAW :
إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُم ْ النِّدَاءَ وَ اْلإِنَاءُ فِيْ
يَدِهِ فَلاَ يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ
“Apabila
seseorang dari kalian mendengar suara adzan sedangkan gelas masih berada di
tangannya maka janganlah ia letakkan hingga memenuhi hajatnya” [HR. Abu
Dawud, Ibnu Jarir , Hakim, Baihaqi & Ahmad]
Tips dalam Menjalankan Ibadah Sahur di Bulan Ramadhan
Untuk mendapatkan pahala sahur yang
sempurna, sudah sepantasnya kita berusaha untuk mengoptimalkan segala hal yang
berhubungan dengan sahur dini hari. Mulai dari saat kita akan tidur hingga
terbangun dari tidur. Bebeberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah sebagai
berikut :
-
Mengakhirkan
Makan Sahur
Dianjurkan untuk mentakhirkan makan sahur selama tidak
khawatir akan terbutnya fajar. Sebagaimana dalam hadis Nabi SAW: “Kami
makan sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian kami berdiri untuk mengerjakan
shalat.” Anas berkata, “Aku berkata kepada Zaid, ‘Berapa rentang waktu antara
adzan dan sahur?’ Zaid menjawab, ‘Kira-kira 50 ayat’” [Muttafaqun ‘alaih]
dan “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan
sahur dan menyegerakan berbuka” [HR. Ahmad]
-
Menghindari
Begadang
Sebagian kaum muslim terkadang melakukan kegiatan begadang
dari awal hingga tengah malam, lalu lalai saat makan sahur. Perbuatan ini
termasuk dalam menyelisihi tuntunan Nabi SAW, karena sahur sangat dianjurkan
dan ditekankan untuk dikerjakan, meskipun hanya makan dan minum dalam jumlah
yang sedikit.
-
Persiapan
Makanan
Bila dikhawatirkan terlambat untuk bangun sahur, maka
seyoghyanya menyiapkan makanan sesaat sebelum tidur. Makanan tersebut dapat
dimasukkan di dalam kulkas, lalu dihangatkan saat bangun dari tidur. Di antara
makanan yang bagus untuk sahur ramadhan adalah kurma, berdasarkan hadis Nabi
SAW “Makanan sahur yang paling nikmat bagi seorang mukmin, adalah kurma” [HR.
Abu Dawud dan Ibnu Hibban]
*Materi By Tongkrongan Islami
Thanks,
Eka I. Rochmansyah
No comments:
Post a Comment